Setelah kunci di pasang dan Ijah balik, anak kunci tinggal dua. Padahal dari toko ada tiga. Kesimpulan kami adalah: Mr. P mengambil dengan sengaja dan tanpa ijin kunci baru Ijah...
Dan kemarin malem kebenaran mulai terkuak *ceile*.
Kemarin malem kami anak Kos Aisha berkumpul di ruang makan. Mbak Wida cerita menyeramkan!
Malem itu, diceritakan Mbak Wida tidur dengan posisi cuma pake daleman dan selimut. Lampu kamarnya mati seperti biasa dan jendela yang dekat pintu dibuka. Ada korden yang menutupinya jadi orang lewat gak bisa ngeliat dia ada di dalem.
Pukul 05.45, Mbak Wida dibangunkan oleh suara-suara aneh. Pas dia buka mata, ada tangan lelaki mencoba menyingkap korden jendelanya. Mbak Wida—dia orangnya berani sih—mengagetkan orang itu dengan bilang ‘heh! Heh!’
Si tangan menghilang. Mbak Wida buru-buru melongokan kepalanya lewat jendela. Dan coba tebak siapa yang diliatnya? Ayo dong bloggers, tebak aja.
Yap. Penjaga Kos—Mr. P. Tersangka lari ke arah kamar mandi dan gak keluar-keluar sampai sekitar sejam.
Kami yang denger cerita itu malemnya pada ngeri sendiri. Kosan kami udah gak aman lagi. Kalo pencurian atau apa, masih mending. Tapi kalo udah melakukan penyimpangan seksual begini, kami bener-bener gilo.
Kami memutuskan untuk menghubungi pemilik kos, Ibu Aisha. Dia ada di Jakarta. Pas disms rasanya kok beliau ini rada gak percaya sama kita. Akhirnya dengan hape Mbak Wida kami menelepon beliau. Pertama Mbak Dila yang melapor kalo Mr. P sering gak ada di kos kalo siang-siang dan itu hampir setiap hari. Kosan jadi gak aman. Banyak orang-orang gak jelas masuk ke kos—mulai dari pengamen, orang teriak-teriak gak jelas sampai ibu-ibu penjual parfum. Mereka semua bikin kami gak nyaman.
Lalu Ijah ngelapor kalo dia sering keilangan uang. Dia udah mengamankan kamarnya dengan mengganti kunci pintu tapi sepertinya salah satu kunci diambil Mr. P. Dilanjutkan Mbak Wida cerita kejadian tadi pagi. Akhirnya Bu Aisha berjanji untuk ke kos besok. Kata beliau, masalahnya akan dijelaskan dan kalau perlu penjaga diganti. Terus terang kami lebih memilih opsi kedua.
*bersambung*
0 comments:
Posting Komentar
Good intentions are always welcomed here!
Thanks for your comment.